Minggu, 11 Januari 2009

Israel dan Terorisme Internasional

Sumber : Opini Radar Surabaya, 3 Januari 2009

Serangan militer membabi buta kembali dilakukan tentara Israel atas warga sipl Palestina. Pesawat udara Israel membombardir pemukiman warga sipil Palestina di seantero Jalur Gaza. Israel berdalih, serangan udara ini untuk mencari dan memburu kelompok Hamas.
Seperti dilaporkan stasiun televisi Al Jazirah yang dilansir dari Reuters, memasuki hari ke enam, akibat serangan militer itu, sedikitnya 398 orang dilaporkan tewas dan 1000 lainnya luka-luka. Sebagian di antara mereka adalah para pejuang Palestina. Namun, tidak sedikit juga ibu-ibu dan anak-anak yang menjadi korban. Korban tewas dan luka itu berceceran di jalan. Serangan tersebut juga menyebabkan banyak bangunan rumah, masjid, rumah sakit, dan jalan rusak dan hancur.
Serangan biadab tersebut semakin menambah deretan panjang tindak kekejaman dan kebiadaban Israel atas warga sipil Palestina. Kekejaman dan kebiadaban Israel ini tak lepas dari ambisi besar dari Perdana Menteri Israel. Ehud Olmert untuk mendirikan Israel Raya. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk ambisi besarnya itu, salah satunya dengan menghancurkan warga dan bangsa Palestina dengan kekuatan militer dan diplomasi politik di PBB. Israel “tidak ridho” negara Palestina berdiri di sampingnya, karena dianggap akan menjadi “benalu” bagi eksistensinya ke depan.
Korban nyawa; anak-anak, orang tua terus berjatuhan. Dan korban nyawa ini hampir menjadi tontonan setiap hari warga Palestina. Kehidupan warga Palestina terus dalam tekanan pendudukan Israel. Bahkan yang lebih arogan dari tingkah polah Israel ini adalah pembangunan tembok besar di perbatasan Palastina-Israel yang menggunakan tanah milik warga Palestina. Biarpun mendapat kecaman dari warga palestina sendiri dan dunia internasional karena ilegal dan bersifat invasif. Namun Israel dengan pongah terus membangun tembok besar tersebut. Berbagai perlawanan menentang pembangunan tembok tersebut tidak digubris sama sekali, bahkan setiap perlawanan dibalas dengan moncong senjata
Serangan mematikan ini merupakan serangan terkejam dalam kurun sepuluh tahun terakhir. Dan ini Ini semakin memperpanjang penderitaan bangsa Palestina. Kehidupan warga Palestina setiap waktu selalu dihantui oleh ketakutan atas serangan militer yang munculnya tiba-tiba dan tanpa peri kemanusiaan. Dengan senjata modern dan pesawat tempur yang dimiliki, Israel dengan leluasa menghancurkan tempat-tempat yang diduga sebagai persembunyian para militan Palestina.
Kekejaman Israel tidak saja ditujukan kepada warga sipil tak berdosa Palestina, tapi juga terhadap para pemimpin-pemimpinnya. Salah satu pemimpin spiritual HAMAS yang menjadi korban serangan rudal tentara Israel adalah Sheikh Ahmad Yasin. Senin 22 Maret 2004 tokoh kharismatik HAMAS ini tewas di diberondong rudal Israel ketika habis menunaikan sholat subuh di Masjid dekat rumahnya di Jalur Gaza. Sebelumnya pada September 2003 serdadu Israel gagal mengeksekusi Sheikh Ahmad Yasin. Saat itu Ahmad Yasin berhasil lolos dari serangan rudal tentara Israel.
Sudah hampir puluhan tahun Israel melakukan pembumihangusan bangsa Palestina, namun sampai saat ini dunia internasional, terutama Perserikatan Bangsa Bangsa diam seribu bahas. Bahkan cenderung memberi angin. PBB, sebagai polisi dunia yang diharapkan menjadi penyelesai konflik Israel-Palestina, namun justru menjadi bengking politik. Begitu juga seteru abadi Israel, Amerika Serikat (AS). Selama ini juga diam seribu bahasa. Bahkan lebih dari itu memberi dukungan politik, ekonomi, persenjataan kepada Israel untuk menghancurkan bangsa Palestina. Sudah banyak darah yang mengalir di bumi Palestina, dan dunia internasional (baca: PBB dan AS) diam seribu bahasa dan cuek bebek.
AS dan PBB yang selama ini genjar mengkampanyekan bahaya terorisme dan melakukan perlawanan terhadap terorisme, namun ketika berhadapan dengan Israel justru loyo, tidak bisa berbuat apa. Tidak ada hukuman dan tindakan apapun. Dalam hal ini sangat terlihat sekali kebijakan standart ganda yang dilakukan PBB dan AS. Mereka berdua akan bergitu getol menyerang bangsa lain, termasuk bangsa muslim apabila ada kepentingannya. Sebut saja ketika AS menyerang Iraq dengan dalih Iraq memiliki senjata pemusnah masal. AS dan PBB sangat begitu kejam dan sangat tidak berperikemanusian terhadap Palestina, namun sangat begitu toleran terhadap banyaknya pelanggaran yang dilakukan Israel. AS dan PBB teriak-teriak tangkap teroris, namun pada kesempatan yang sama justru membiarkan tindakan terorisme Israel terhadap Palestina.

The Real Terorist
Dalam konteks ini kita harus bersikap objektif dan fair. Siapa sebenarnya yang disebut terorisme internasional. Apakah warga Palestina yang berpuluh-puluh tahun mempertahankan tanahnya melawanan pendudukan Israel disebut terorisme?. Pembiaran dan pembunuhan kemanusian terhadap warga sipil Palestina oleh Israel inilah yang paling layak di sebut sebagai terorisme.
AS dan Israel merupakan the riil terorisme. Karena keduanya telah berkonspirasi untuk menghancurkan bangsa Palestina. AS dan PBB bagaikan maling teriak maling. Begitu juga ketika AS membombardir negara Iraq yang kemudian menjadikan warga Iraq Palestina hingga saat ini kehidupannya sengsara.
Karena itu, perlu adanya solidaritas dan gerakan internasional negara-negara muslim di dunia untuk bersama-sama mengutuk kebiadaban dan kekejaman Israel terhadap Palestina. Lebih dari itu mengkampanyekan wacana internasional bahwa the riil terorist adalah Israel. Bangsa-bangsa arab dan negara-negara muslim harus terus mendesak kepada PBB untuk bertindak tegas terhadap pelanggaran hukum dan kemanusian yang dilakukan Israel.

Tidak ada komentar: